Jumat, 03 Januari 2014

Syair-Syair Layla Majnun ke-2

Syair-Syair Layla Majnun ke-2

Syair-Syair Layla Majnun ke-2

Syair-Syair Layla Majnun ke-2

Wahai kesegaran pagi yang murni dan indah! maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku. Belailah rambutnya yang hitam berkilau, untuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatiku. 

wahai angin maukan engkau membawakan keharuman rambutnya padaku. sebagai pelepas rindu. sampaikan pada gadis yang memikat hati itu. betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannya. hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan. 

aku merangkak melintasi padang pasir. tubuh berbalut debu dan darah menetes. air mataku pun telah kering. karena selalu menatap dan merindukannya.

duhai semilir angin pagi, bisikkan dengan lembut salamku. sampaikan padanya pesanku ini: duhai Layla bibirmu yang selaksa merah delima. mengandung madu dan memancarkan keharuman surga. membahagiakan yang memandang. biarkan semua itu menjadi milikku. 

hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamu. kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah. hingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbang. 

berbagai bunga warna-warni menjadi layu dan mati. karena cemburu pada kecantikan parasmu yang bersinar. engkau laksana dewi dalam gelimang cahaya. surgapun akan tertarik untuk mencuri segala keindahan yang engkau miliki. karena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal di bumi. 

duhai Layla, dirimu selalu dalam pandangan. siang selalu kupikirkan dan malam selalu menghiasi mimpi. hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuran. 

jeritanku menembus cakrawala. memanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbu. tahukah engkau, tahi lalat di dagumu itu. seperti sihir yang tak bisa aku hindari. ia menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmu. membuat insan yang lemah ini tidak lagi mempunyai jiwa. karena jiwaku telah tergadaikan oleh pesonamu yang memabukkan. jiwaku telah terbeli oleh gairah dan kebahagiaan cinta yang engkau berikan. 

dan demi rasa cintaku yang mendalam, aku rela berada di puncak gunung salju yang dingin seorang diri, berteman lapar, menahan dahaga. wahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyap. tetapi biarkan pesonamu tetap abadi di hatiku. 

duhai, betapa besar bahaya yang menghadang agar dapat berjumpa denganmu. kukorbankan semua yang aku miliki, kuubah diriku, hingga kau pun tidak mengenaliku,kuayunkan langkah dengan tetes air mata. dan setelah memasuki perkampunganmu, kubuang semua tanda-tanda yang membuat orang mengenaliku. kuikat diriku dengan rantai, bagai budak belian, berjalan sambil menengadahkan tangan. meminta sedekah. dan bocah-bocah itu tidak suka melihatku, mereka berkumpul mengelilingiku. menghardik dan melempariku. seperti anjing berbahaya.kini aku datang di dekatmu. 

duhai Layla, tak mampu kutahan air mata  yang menetes. kasihanilah kelemahanku, karena begitu berat penderitaanku. 

kerabat dan handai-taulan mencelaku, karena aku telah dimabukkan oleh kecantikan Layla. Ayah, putra-putra paman dan bibi. mencela dan menghardik diriku. mereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsu. nafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteru. mereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabat. Cinta hanya mengenal kasih sayang. 

alhamdulillah selesai halaman ke 2 syair layla majnun. insya Allah nanti kita sambung gan.
terima kasih sudah berkunjung.. salam cinta//
Pulo Aren, Malam Sabtu pukul 21:30


Rabu, 01 Januari 2014

Syair-Syair Layla Majnun

Syair-Syair Layla Majnun

Syair-Syair Layla Majnun


Mengenang pecinta gila yang menghabiskan hidupnya untuk memperjuangkan cinta dan meninggalkan istana hanya demi kebebasan berteriak-teriak memanggil kekasihnya. Kisah romantis ini seakan abadi dan saya akan berbagi syair-syairnya bagi agan-agan yang sedang mencari kesetiaan cinta yang sesungguhnya. cinta yang tak bisa di jual dengan emas permata dan cinta yang menuntut kesetiaan dan pengorbanan. Majnun mengaku ini bukanlah syair yang indah, tapi ini adalah sebuah kerinduan dan jeritan hati karena perpisahan. selamat membaca dan tenggelam dalam zaman si gila...

Syair-Syair Layla Majnun

Akankah dia yang menyalahkanku. Telah melihat wajah Layla yang menarik hati. Sehingga jika mereka memegang jeruk dengan sebuah pisau. Mereka mungkin tidak sengaja akan mengiris tangannya sendiri.

Jika cerita tentang kecantikan seorang gadis terdengar ditelinga semua orang, melalui bisikkan daun-daun tentang kecantikan yang akan dikeluhkan padaku. Wahai para sahabatku, katakan kepadanya yang tidak dia lihat. sehingga dia tahu apa yang telah memikat hatiku.

Siapa yang sehat tidak akan merasa menderita karena luka. Aku tidak akan menceritakan kesedihanku, kecuali dengan orang yang mau bersimpati. akan tidak berguna membicarakan lebah kepada seseorang yang selama hidupnya belum pernah merasakan sengatan. sepanjang ia belum pernah merasakan penderitaan yang kualami. Keadaanku hanya akan menjadi cerita yang tidak berguna. 

Duhai betapa dunia akan bermuram durja. Bila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasih. Dan tidak memiliki seorang kekasih untuk menghiburmu. 

Duhai, mana mungkin cinta akan menyesatkan, jiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentari. Bagiku cinta adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata. Remaja manakah yang dapat selamat dari api cinta?

Dan semua yang tampak dari manusia adalah kebencian. namun cinta telah memberi kekuatan pada manusia. Orang-orang yang mencemooh hubungan kita. sesungguhnya mereka tidak tahu, bahwa asmara tersimpan dalam hati. 

Layla telah dikurung, dan orang tuanya mengancamku, dengan niat jahat lagi kejam. aku tidak bisa bertemu lagi. ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padaku, bukan karena apapun juga, hanya karena aku mencintai Layla. mereka menganggap cinta adalah dosa. cinta bagi mereka adalah noda yang harus dibasuh hingga bersih. padahal kalbuku telah menjadi tawanannya dan ia juga merindukanku. cinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undang. ia bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa kami. dan kini kami akan mati karena cinta asmara yang telah melilit seluruh jiwa. Katakanlah padaku, pemuda mana yang bisa bebas dari penyakit cinta? 

Wahai Layla kekasihku, berjanjilah pada keagungan cinta agar sayap jiwamu dapat terbang bebas, melayanglah bersama cinta laksana anak panah menuju sasaran. cinta tidak pernah membelenggu. karena cinta adalah pembebas, yang akan melepaskan buhul-buhul keberadaan. cinta adalah pembebas dari segala belenggu. walau dalam cinta, setiap cawan adalah kesedihan, namum jiwa pecinta akan memberi kehidupan baru. banyak racun yang harus kita teguk untuk menambah kenikmatan cinta. atas nama cinta, racun yang pahit pun terasa manis. bertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pecinta. Dunia ada karena ada cinta. 

Wahai angin sampaikan salamku pada Layla! tanyakan padanya apakah dia masih mau berjumpa denganku? apakah ia masih memikirkan diriku? bukankah telah kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya? Hingga diri ini terlunta-lunta, sengsara di padang pasir gersang.

Terima kasih atas kunjugannya... tunggu syair-syair majnun selanjutnya....assalamualaikum...
Pulo Aren, 1 Januari 2014 pukul 21.23 WIB...