Syair-Syair Layla Majnun ke-2
Syair-Syair Layla Majnun ke-2
Wahai kesegaran pagi yang murni dan indah! maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku. Belailah rambutnya yang hitam berkilau, untuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatiku.
wahai angin maukan engkau membawakan keharuman rambutnya padaku. sebagai pelepas rindu. sampaikan pada gadis yang memikat hati itu. betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannya. hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan.
aku merangkak melintasi padang pasir. tubuh berbalut debu dan darah menetes. air mataku pun telah kering. karena selalu menatap dan merindukannya.
duhai semilir angin pagi, bisikkan dengan lembut salamku. sampaikan padanya pesanku ini: duhai Layla bibirmu yang selaksa merah delima. mengandung madu dan memancarkan keharuman surga. membahagiakan yang memandang. biarkan semua itu menjadi milikku.
hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamu. kecantikanmu menusuk hatiku laksana anak panah. hingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbang.
berbagai bunga warna-warni menjadi layu dan mati. karena cemburu pada kecantikan parasmu yang bersinar. engkau laksana dewi dalam gelimang cahaya. surgapun akan tertarik untuk mencuri segala keindahan yang engkau miliki. karena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal di bumi.
duhai Layla, dirimu selalu dalam pandangan. siang selalu kupikirkan dan malam selalu menghiasi mimpi. hanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuran.
jeritanku menembus cakrawala. memanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbu. tahukah engkau, tahi lalat di dagumu itu. seperti sihir yang tak bisa aku hindari. ia menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmu. membuat insan yang lemah ini tidak lagi mempunyai jiwa. karena jiwaku telah tergadaikan oleh pesonamu yang memabukkan. jiwaku telah terbeli oleh gairah dan kebahagiaan cinta yang engkau berikan.
dan demi rasa cintaku yang mendalam, aku rela berada di puncak gunung salju yang dingin seorang diri, berteman lapar, menahan dahaga. wahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyap. tetapi biarkan pesonamu tetap abadi di hatiku.
duhai, betapa besar bahaya yang menghadang agar dapat berjumpa denganmu. kukorbankan semua yang aku miliki, kuubah diriku, hingga kau pun tidak mengenaliku,kuayunkan langkah dengan tetes air mata. dan setelah memasuki perkampunganmu, kubuang semua tanda-tanda yang membuat orang mengenaliku. kuikat diriku dengan rantai, bagai budak belian, berjalan sambil menengadahkan tangan. meminta sedekah. dan bocah-bocah itu tidak suka melihatku, mereka berkumpul mengelilingiku. menghardik dan melempariku. seperti anjing berbahaya.kini aku datang di dekatmu.
duhai Layla, tak mampu kutahan air mata yang menetes. kasihanilah kelemahanku, karena begitu berat penderitaanku.
kerabat dan handai-taulan mencelaku, karena aku telah dimabukkan oleh kecantikan Layla. Ayah, putra-putra paman dan bibi. mencela dan menghardik diriku. mereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsu. nafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteru. mereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabat. Cinta hanya mengenal kasih sayang.
terima kasih sudah berkunjung.. salam cinta//
Pulo Aren, Malam Sabtu pukul 21:30